Recent Posts

5 Maret 2016

Makalah Pengantar Dasar Matematika

 
LOGIKA MATEMATIKA

 

A.   Logika Matematika  
     Dalam logika matematika terdapat istilah sebagai berikut:
1.  Pernyataan (kalimat tertutup) adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
2.  Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih memuat peubah (variabel), sehingga belum dapat ditentukan nilai benar atau salahnya.
3.  Ingkaran (negasi), yaitu suatu pernyataan baru yang dikonstruksi dari pernyataan semula sehingga bernilai benar jika pernyataan semula salah dan bernilai salah jika pernyataan semula benar(dilambangkan dengan ~)

                                        Tabel kebenarannya
P
̴ q
B
S
S
B


B.   Penghubung Pernyataan

        Untuk logika matematika ada 5 macam penghubung pernyataan, yaitu: negasi, konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi.
Ada kalanya, kita dituntut untuk menegasikan atau membuat pernyataan baru yang menunjukkan pengingkaran atas pernyataan yang ada, dengan menggunakan perakit “bukan” atau “tidak”. Di samping itu, mereka harus menggabungkan dua pernyataan atau lebih dengan menggunakan perakit “atau”, “dan”, “jika ... maka”, maupun “jika dan hanya jika ... ” yang dikenal di matematika sebagai konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi. Kata hubung kalimat disebut juga sebagai perakit atau perangkai dengan operasi-operasi di atas. Bagian ini akan membahas perakit-perakit tersebut

.
1.    Negasi
Jika p adalah “Surabaya ibu kota Jawa Timur.”, maka negasi atau ingkaran dari pernyataan p tersebut adalah p yaitu: “Surabaya bukan ibu kota Jawa Timur.” Dari contoh tersebut nampak jelas bahwa p merupakan pernyataan yang bernilai benar karena Surabaya pada kenyataannya memang ibu kota Jawa Timur, sehinggapakan bernilai salah. Namun jika p bernilai salah maka p akan bernilai benar seperti ditunjukkan oleh tabel kebenaran di bawah ini.
P
p
B
S
S
B

2.    Konjungsi
Konjungsi adalah suatu pernyataan majemuk yang menggunakan perakit “dan”. Contohnya, pernyataan Adi berikut:
“Fahmi makan nasi dan minum kopi.”
Pernyataan tersebut ekivalen dengan dua pernyataan tunggal berikut: “Fahmi makan nasi.” dan “Fahmi minum kopi.”
Pernyataan Adi bernilai benar dan dalam hal mana bernilai salah dalam empat kasus berikut, yaitu: (1) Fahmi memang benar makan nasi dan ia juga minum kopi, (2)Fahmi makan nasi namun ia tidak minum kopi, (3) Fahmi tidak makan nasi namun ia minum kopi, dan (4) Fahmi tidak makan nasi dan ia tidak minum kopi.:
Pada kasus pertama, Fahmi memang benar makan nasi dan ia juga minum kopi.
Dalam kasus seperti ini tidaklah mungkin pernyataan Adi tadi bernilai salah.
Alasannya, pernyataan Adi tadi sesuai dengan kenyataannya. Pada kasus kedua, Fahmi makan nasi namun ia tidak minu kopi. Dalam hal ini tentunya pernyataan Adi tadi bernilai salah karena meskipun Fahmi sudah makan nasi namun ia tidak minum kopi sebagaimana yang dinyatakan Adi. Sejalan dengan itu, pada kasus ketiga, Fahmi tidak makan nasi meskipun ia sudah minum kopi. Sebagaimana kasus kedua tadi, pernyataan Adi tadi bernilai salah bahwa fahmi tidak makan nasi sebagaimana yang dinyatakan Adi bahwa Fahmi makan nasi dan minum kopi. Akhirnya pada kasus keempat, Fahmi tidak makan nasi dan tidak minum kopi. Dalam hal ini; pernyataan majemuk Adi bernilai salah karena tidak ada kesesuaian antara yang dinyatakan dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu konjungsi p ∩ q akan bernilai benar hanya jika komponen-komponennya, yaitu baik p maupun q, keduanya bernilai benar, sedangkan nilai kebenaran yang selain itu akan bernilai salah sebagaimana ditunjukkan pada tabel kebenaran berikut:
p
q
p ∩ q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S


3.    Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan perakit “atau”. Contohnya, pernyataan Adi berikut: ”Fahmi makan nasi atau minum kopi.” Pernyataan Adi dalam empat kasus berikut, yaitu: (1) Fahmi memang benar makan nasi dan ia juga minum kopi, (2) Fahmi makan nasi namun ia tidak minum kopi, (3) Fahmi tidak makan nasi namun ia minum kopi, dan (4) Fahmi tidak makan nasi dan ia tidak minum kopi.
Pada kasus pertama, Fahmi memang benar makan nasi dan ia juga minum kopi. Dalam kasus seperti ini, tidaklah mungkin pernyataan Adi bernilai salah, karena pernyataan Adi tadi sesuai dengan kenyataannya. Pada kasus kedua, Fahmi makan nasi namun ia tidak minum kopi. Dalam hal ini, tentunya pernyataan Adi tadi bernilai benar karena Fahmi sudah benar makan nasi, meskipun ia tidak minum kopi sebagaimana yang dinyatakan Adi. Sedangkan pada kasus ketiga, Fahmi tidak makan nasi namun ia minum kopi. Sebagaimana kasus kedua tadi, pernyataan majemuk Adi tadi bernilai benar karena meskipun Fahmi tidak makan nasi namun ia sudah minum kopi sebagaimana yang dinyatakan Adi. Akhirnya pada kasus keempat, Fahmi tidak makan nasi dan ia tidak minum kopi. Dalam hal ini pernyataan pernyataan majemuk Adi tadi bernilai salah karena tidak ada kesesuaian antara yang dinyatakan dengan kenyataan yang sesungguhnya. Ia menyatakan Fahmi makan nasi atau minum kopi namun kenyataannya, Fahmi tidak melakukan hal itu.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu disjungsi p U q akan bernilai salah hanya jika komponen-komponennya, yaitu baik p maupun q, keduanya bernilai salah, yang selain itu akan bernilai benar sebagaimana ditunjukkan pada tabel kebenaran berikut:
p
q
p U  q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S


4.    Implikasi
       Misalkan ada dua pernyataan p dan q. Yang sering menjadi perhatian para ilmuwan maupun matematikawan adalah menunjukkan atau membuktikan bahwa jika p bernilai benar akan mengakibatkan q bernilai benar juga. Untuk mencapai keinginannya tersebut, diletakkanlah kata “jika” sebelum pernyataan pertama lalu diletakkan pula kata “maka” diantara pernyataan pertama dan pernyataan kedua, sehingga di dapatkan satu pernyataan majemuk yang disebut implikasi, pernyataan bersyarat, kondisional, atau hypothetical dengan notasi ” pq” Seperti ini: 
                                              pq
Notasi diatas dapat dibaca dengan:
1.    Jika p maka q
2.    q jika p
3.    p adalah syarat cukup untuk q, atau
4.    q adalah syarat cukup untuk p.
   Implikasi pq  merupakan pernyataan majemuk yang paling sulit dipahami. Oleh karena itu, hal ini dapat dipelajari dengan pernyataan majemuk berikut:
Jika hari hujan maka saya (Adi) membawa payung.
Dalam hal ini dimisalkan :
                                    p: Hari hujan.
                                      q: Adi membawa payung.
   Ada empat kasus berikut:
1.    hari benar-benar hujan dan Adi benar-benar membawa payung,
2.    hari benar-benar hujan namun Adi tidak membawa payung,
3.    hari tidak hujan namun Adi membawa payung,
4.    hari tidak hujan dan Adi tidak membawa payung,

                 Pada kasus pertama, hari benar-benar hujan dan Adi benar-benar membawa payung sebagaimana yang dinyatakan. Dengan demikian, jelaslah bahwa kedua komponen sama-sama bernilai benar itu telah menyebabkan pernyataan majemuk (implikasi) yang dinyatakan Adi tadi bernilai benar. Pada kasus kedua, hari itu benar-benar hujan akan tetapi Adi tidak membawa payung, sebagaimana seharusnya yang ia lakukan seperti yang telah dinyatakannya, sehingga pernyataan kedua bernilai salah. Dengan kata lain, komponen p yang bernilai benar namun tidak diikuti dengan komponen q yang seharusnya  bernilai benar juga, akan menyebabkan pernyataan majemuk (implikasi) yang dinyatakan Adi tadi akan bernilai salah.
              Akhirnya, untuk kasus ketiga dan keempat, di mana hari itu tidak hujan, tentunya anda tidak akan menyebut pernyataan mejemuk (implikasi) Adi tersebut sebagai pernyataan yang salah, karena Adi hanyalah menyatakan bahwa sesuatu akan terjadi yaitu dia akan membawa payung jikalau hari hujan. Dengan demikian jelaslah bahwa implikasi pq hanya akan bernilai salah untuk kasus kedua di mana p bernilai benar namun q-nya bernilai salah, sedangkan yang selain itu implikasi pq akan bernilai benar seperti ditunjukkan tabel kebenaran berikut ini:

P
q
pq
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B


5.    Biimplikasi
Biimplikasi atau bikondisional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q yang dinotasikan dengan pq yang bernilai sama dengan (pq) ∩ (qp) sehingga dapat dibaca :” p jika dan hanya jika q” atau “p bila dan hanya bila q”. Tabel kebenaran dari pq adalah:

p
q
pq
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B

Dengan demikian jelaslah bahwa biimplikasi dua pertanyaan p dan q hanya akan bernilai benar jika kedua pernyataan tunggalnya bernilai sama. Contoh biimplikasi:
a)    Suatu segitiga adalah segitiga siku-siku jika dan hanya jika luas persegi pada hipotenusanya sama dengan jumlah luas daripersegi-persegi pada kedua sisi yang lain
b)    Suatu segitiga adalah segitiga sama sisi bila dan hanya bila ketiga sisinya sama.


    C.   Ingkaran  atau  Negasi Suatu Pernyataan

1.  Negasi suatu konjungsi
Konjungsi  adalah suatu pernyataan majemuk yang menggunakan perakit “dan”.
Contohnya, pernyataan Adi berikut:
“Fahmi makan nasi dan minum kopi”.
Pernyataan tersebut ekivalen dengan dua pernyataan tunggal berikut: “Fahmi makan nasi”. Dan sekaligus “Fahmi minum kopi”. Suatu konjungsi p Ʌ q akan bernilai benar hanya jika komponnen-komponennya, yaitu baik p maupun q, keduanya bernilai benar. Sedangkan negasi atau  ingkaran suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang bernilai benar jika pernyataan awalnya bernilai salah dan bernilai salah jika pernyataan awalnya bernilai benar. Karena itu negasi dari “Fahmi makan nasi dan minum kopi” adalah suatu majemuk lain  yang salah satu komponennya merupakan negasi dari komponen pernyataan awalnya. Dengan demikian, negasinya adalah “Fahmi tidak makan nasi atau tidak minum kopi”.
Sebagaimana ditunjukkan tabel kebenaran berikut:
p
q
p ∩ q
̴ p
̴ q
̴ p U ̴ q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
S
S
B
B
S
B
S
B
S
B
B
B


2.  Negasi suatu Disjungsi
Disjungsi adalah suatu pernyataan mejemuk yang mungkin perakit “atau”.Contohnya, pernyataan Adi berikut: “Fahmi makan nasi atau minum kopi”. Suatu disjungsi p U q akan bernilai salah hanya jika komponen-komponennya yaitu baik p maupun q, keduanya bernilai salah, yang selain itu akan bernilai benar. Karenanya, negasinya adalah “Fahmi tidak makan nasi dan tidak minum kopi”. Sebagaimana ditunjukkan tabel kebenaran berikut:

p
q
p U q
̴ p
̴ q
̴ p ∩ ̴ q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S
S
S
B
B
S
B
S
B
S
S
S
B


3.    Negasi suatu implikasi
Perhatikan pernyataan berikut yang merupakan suatu implikasi:
“ jika hari hujan maka Andi membawa payung”

    Negasi dari implikasi di atas adalah :
“ hari hujan akan tetapi Andi tidak membawa payung”.

     Sehingga ̴ ( pq)  p ∩ ̴ q seperti ditunjukkan tabel kebenaran ini:
p
q
̴ q
pq
p ∩ ̴ q
B
B
S
S
B
S
B
S
S
B
S
B
B
S
B
B
S
B
S
S

     Berdasarkan penjelasan di atas,  pq  ̴[ ̴(pq)]  ̴(p ∩ ̴ q)  ̴ pUq


4.  Negasi suatu biimplikasi
Biimplikasi atau bikondisional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q yang dinotasikan dengan pq yang ekivalen (pq) ∩ (qp); sehingga

̴(pq)                  ̴ [(pq) ∩ (qp)]
                            ̴ [(˜p U q) ∩  ( ̴ q U p)]
                                ̴ ( ̴ p U q) U  ̴ ( ̴ q U p)
                                 (p ∩ ̴ q) U (q ∩ ̴ p)



PENUTUP

Kesimpulan
            Kesimpulan  yang dapat ditarik dari  pembahasan diatas  adalah:
Untuk logika matematika ada 5 macam penghubung pernyataan, yaitu:

a.    Konjungsi
Konjungsi merupakan operasi yang menggabungkan dua pernyataan menjadi satu. Kata hubung yang digunakan adalah dan, serta, lalu, kemudian, walaupun, meskipun, dan sebagainya. Konjungsi dilambangkan dengan “∩”.

b.    Disjungsi
Disjungsi merupakan operasi yang menggabungkan dua pernyataan menjadi satu. Kata hubung yang digunakan adalah “atau”. Ada dua macam disjungsi, yaitu disjungsi inklusif yang artinya tercakup atau terhitung (diberi lambang “U” ) dan disjungsi eksklusif yang artinya tidak tercakup (diberi lambang “U” ).

c.    Implikasi (kondisional)
Implikasi (kondisional) adalah operasi penggabungan dua pernyataan yang menggunakan kata hubung “ jika ... maka ... “ yang dilambangkan dengan “pq”.

d.    Biimplikasi
Biimplikasi adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q yang dinotasikan dengan pq yang bernilai sama dengan (pq) Ʌ (qp) sehingga dapat dibaca :” p jika dan hanya jika q” atau “p bila dan hanya bila q”.

e.    Negasi
Ingkaran (negasi), yaitu suatu pernyataan baru yang dikonstruksi dari pernyataan semula sehingga bernilai benar jika pernyataan semula salah dan bernilai salah jika pernyataan semula benar (dilambangkan dengan ~).

Tidak ada komentar: