MODEL TRANSPORTASI
· Model transportasi merupakan perluasan dari
persoalan LP, dalam model transportasi dibahas mengenai penentuan rencana biaya
minimum (minimum cost) untuk transportasi (pengangkutan) single commodity dari
sejumlah lokasi sumber (sources) seperti pabrik, lokasi penambangan, pelabuhan,
dsb ke sejumlah lokasi tujuan (destinations) seperti gudang, pusat distribusi,
wilayah pemasaran, dsb.
· Model transportasi dapat juga digunakan untuk
persoalan inventory controll, employment schedulling, personal assignment, dsb.
· Pada dasarnya masalah
transportasi merupakan masalah LP yang dapat diselesaikan dengan metode
simpleks. Karena metode simpleks menimbulkan penyelesaian yang lebih sulit,
maka penyelesaian masalah transportasi akan lebih mudah dengan menggunakan
metode Stepping Stone, Vogel’s Approximation Methods (VAM), dan metode MODI
(Modified Distribution).
· Agar suatu masalah
transportasi dapat dibuat model transportasi dan tabel transportasinya, maka
masalah transportasi tersebut harus memiliki data mengenai tingkat supply atau
kapasitas setiap lokasi sumber, tingkat demand setiap lokasi tujuan, dan biaya
transportasi per unit komoditas dari setiap lokasi sumber ke lokasi tujuan.
· Karena hanya terdiri dari satu
komoditi (single commodity), maka suatu lokasi tujuan dapat memenuhi
permintaannya dari satu lokasi sumber. Tujuan dari model transportasi
adalah menentukan jumlah yang dapat dikirim dari setiap lokasi sumber ke setiap
lokasi tujuan yang memberikan total biaya transportasi minimum.
· Suatu perusahaan memiliki tiga
pabrik yang berlokasi di tiga kota yang berbeda dengan kapasitas produksi per
bulan adalah : Pabrik A = 90, Pabrik B = 60, dan Pabrik C = 50.
Perusahaan tersebut juga mempunyai tiga gudang penyimpanan hasil produksinya yang
berlokasi di tiga kota yang berbeda dengan jumlah permintaan per bulan adalah :
Gudang I = 50, Gudang II = 110, dan Gudang III = 40. Diketahui biaya
transportasi dari setiap pabrik ke setiap Gudang adalah sebagai berikut :
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
|
Pabrik A
|
20
|
5
|
8
|
Pabrik B
|
15
|
20
|
10
|
Pabrik C
|
25
|
10
|
19
|
Tentukan total biaya transportasi minimum dengan menggunakan (a) metode
Stepping Stone, (b) VAM, dan (c) Metode MODI
· JAWAB :
Periksa dulu
apakah Total Demand (TD) dengan Total Supply (TS) sama atau tidak.
Jika TD = TS, maka
dikatakan Tabel Transportasi seimbang (equilibrium), jadi tidak perlu ada kolom
dummy (tujuan dummy) maupun baris dummy (sumber dummy).
Jika TD > TS, maka perlu
diseimbangkan dengan menambahkan baris dummy (sumber dummy).
Jika TD < TS atau TS
> TD, maka perlu diseimbangkan dengan menambahkan kolom dummy atau
tujuan dummy.
Dalam soal
ini TD = 200 dan TS = 200, jadi tidak perlu ada kolom maupun baris dummy.
Tentukan
tabel transportasi awal dengan metode NWC (North-West Corner), sehingga
diperoleh :
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
|||
PABRIK A
|
50
|
20
|
40
|
5
|
|
8
|
90
|
PABRIK B
|
|
15
|
60
|
20
|
|
10
|
60
|
PABRIK C
|
|
25
|
10
|
10
|
40
|
19
|
50
|
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
TC0
= 50(20) + 40(5) + 60(20) + 10(10) + 40(19) = 3260
Metode Stepping Stone adalah metode untuk mendapatkan solusi optimal masalah transportasi (TC
yang minimum), metode ini bersifat trial and error, yaitu dengan mencoba-coba
memindahkan sel yang ada isinya (stone) ke sel yang kosong (water). Tentu
saja pemindahan ini harus mengurangi biaya, untuk itu harus dipilih sedemikian
rupa sel-sel kosong yang biaya transportasinya kecil dan memungkinkan dilakukan
pemindahan.
Kita mulai
dari sudut kiri atas (NWC), sel B – I akan kita isi, jika satu unit dipindahkan
dari sel A – I ke sel B – 1 dan supaya tetap jumlahnya seimbang berarti satu
unit juga dipindahkan dari sel B – II ke sel A – II, maka biaya transportasi
akan berkurang sebanyak (20 – 15) + (20 – 5) = 20. Jika dipindahkan
sebanyak 50, maka total biaya transportasi akan berkurang sebanyak 1000.
Selanjutnya
diperoleh Tabel Transportasi perbaikan yang pertama, sebagai berikut
Tabel Transportasi Perbaikan Pertama
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
|||
PABRIK A
|
|
20
|
90
|
5
|
|
8
|
90
|
PABRIK B
|
50
|
15
|
10
|
20
|
|
10
|
60
|
PABRIK C
|
|
25
|
10
|
10
|
40
|
19
|
50
|
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
TC1 = 90(5) + 50(15) + 10(20) +
10(10) + 40(19) = 2260
Selanjutnya kita pilih sel dengan biaya
transportasi terkecil dan memungkinkan dilakukan pemindahan. Dalam hal
ini kita pindahkan satu unit dari sel C – III ke sel A – III agar jumlahnya
tetap seimbang dipindahkan juga satu unit dari sel A – II ke sel C – II.
Pemindahan ini mengurangi biaya (19 – 8) + ( 5 – 10) = 6. Jika
dipindahkan sebanyak 40, maka total biaya transportasi berkurang sebanyak 240.
Selanjutnya diperoleh Tabel Transportasi perbaikan kedua sebagai berikut:
Tabel Transportasi Perbaikan Kedua
Lokasi Tujuan (Destination)
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
||||
PABRIK A
|
|
20
|
50
|
5
|
40
|
8
|
90
|
PABRIK B
|
50
|
15
|
10
|
20
|
|
10
|
60
|
PABRIK C
|
|
25
|
50
|
10
|
|
19
|
50
|
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
TC2 = 50(5) + 40(8) + 50(15) + 10(20)
+ 50(10) = 2020
Selanjutnya jika dipindahkan satu unit dari sel
B – II ke sel B – III agar jumlahnya tetap seimbang dipindahkan juga sebanyak
satu unit dari sel A – III ke sel A – II. Pemindahan ini mengurangi biaya (20 –
10) + (8 – 5) = 13. Jika dipindahkan sebanyak 10 unit, maka total biaya
transportasi akan berkurang sebanyak 130.
Tabel Transportasi Perbaikan Ketiga
Lokasi
Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
|||
PABRIK A
|
|
20
|
60
|
5
|
30
|
8
|
90
|
PABRIK B
|
50
|
15
|
|
20
|
10
|
10
|
60
|
PABRIK C
|
|
25
|
50
|
10
|
|
19
|
50
|
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
TC3 = 60(5) + 30(8) + 50(15) + 10(10)
+ 50(10) = 1890
Jadi Total biaya transportasi mínimum (solusi
optimal) yang diperoleh dengan metode Stepping Stone sebesar 1890.
VAM (Vogel’s Approximation Methods) adalah metode untuk
mendapatkan solusi optimal masalah transportasi (TC mínimum). Metode ini
bersifat semi eksak dan lebih eksak dibanding Metode Stepping Stone.
Metode ini menerapkan algoritma sebagai berikut: (1) Tentukan perbedaan dua
biaya terkecil untuk masing-masing kolom dan baris, (2) Tentukan perbedaan
terbesar hasil langkah ke – 1, (3) Tentukan sel yang akan diisi dengan cara
memilih sel yang memiliki biaya transportasi terkecil pada kolom atau baris
terpilih pada langkah ke – 2, dan (4) hapuslah baris atau kolom
yang salah sel-selnya telah disisi dengan kapasitas penuh (sama dengan TS atau
TD). Ulangi algoritma tersebut sampai dengan TS dan TD habis disikan ke
sel-sel yang telah ditentukan.
Perhatikan Tabel Biaya Transportasi sebagai
berikut
Tabel 1
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
Total Supply (TS)
|
Beda Baris (BB)
|
|
Pabrik A
|
20
|
5
|
8
|
90
|
3
|
Pabrik B
|
15
|
20
|
10
|
60
|
5
|
Pabrik C
|
25
|
10
|
19
|
50
|
9
|
Total Demand (TD)
|
50
|
110
|
40
|
200
|
|
Beda Kolom (BK)
|
5
|
5
|
2
|
Perhatikan Tabel 1 tersebut BB dan BK
terbesar adalah 9, jadi terpilih baris C. Pada baris C biaya terkecil adalag
10, berarti sel C – II diisi sebanyak 50. Jadi TD Gudang II bersisa 60 dan TS
Pabrik C habis, sehingga baris C dihapus. Tabelnya menjadi:
Tabel 2
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
Total Supply (TS)
|
Beda Baris (BB)
|
|
Pabrik A
|
20
|
5
|
8
|
90
|
3
|
Pabrik B
|
15
|
20
|
10
|
60
|
5
|
Total Demand (TD)
|
50
|
60
|
40
|
150
|
|
Beda Kolom (BK)
|
5
|
15
|
2
|
Perhatikan Tabel 2 tersebut BB dan BK terbesar
adalah 15, jadi terpilih kolom II. Pada Kolom II biaya terkecil adalah 5,
berarti sel A – II diisi sebanyak 60. Jadi TS Pabrik A bersisa 30 dan TD Gudang
II habis, sehingga Kolom II dihapus. Tabelnya menjadi:
Tabel 3
Gudang I
|
Gudang III
|
Total Supply (TS)
|
Beda Baris (BB)
|
|
Pabrik A
|
20
|
8
|
30
|
12
|
Pabrik B
|
15
|
10
|
60
|
5
|
Total Demand (TD)
|
50
|
40
|
90
|
|
Beda Kolom (BK)
|
5
|
2
|
Perhatikan Tabel 3 tersebut BB dan BK terbesar
adalah 12, jadi terpilih baris A. Pada baris A biaya terkecil adalah 8, berarti
sel A – III diisi sebanyak 30. Jadi TD Gudang III bersisa 10 dan TS Pabrik A
habis, sehingga baris A dihapus. Tabelnya menjadi:
Tabel 4
Gudang I
|
Gudang III
|
Total Supply (TS)
|
Beda Baris (BB)
|
|
Pabrik B
|
15
|
10
|
60
|
5
|
Total Demand (TD)
|
50
|
10
|
60
|
|
Beda Kolom (BK)
|
-
|
-
|
Perhatikan Tabel 4, karena tersisa satu baris
saja, maka sel B – I diisi sebanyak 50 dan sel B – III diisi sebanyak 10.
Dalam hal ini TD dan TS telah habis dipindahkan ke sel-sel terpilih, yaitu:
Sel C – II diisi sebanyak 50
Sel A – II diisi sebanyak 60
Sel A – III diisi sebanyak 30
Sel B – I diisi sebanyak 50
Sel B – III diisi sebanyak 10
Tabel Transportasi optimal dengan VAM diperoleh
sebagai berikut:
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
|||
PABRIK A
|
|
20
|
60
|
5
|
30
|
8
|
90
|
PABRIK B
|
50
|
15
|
|
20
|
10
|
10
|
60
|
PABRIK C
|
|
25
|
50
|
10
|
|
19
|
50
|
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
TC3 = 60(5) + 30(8) + 50(15) + 10(10)
+ 50(10) = 1890
Metode MODI (Modified Distribution) adalah metode untuk
mendapatkan solusi optimal masalah transportasi (total biaya transportasi
mínimum). Metode ini bersifat eksak dan juga disebut sebagai metode
multiplier, karena dalam penghitungannya menggunakan multiplier, yaitu
multiplier baris (ui) dan multiplier kolom (vj).
Metode MODI menggunakan algoritma: (1) Menentukan ui dan vj
dengan memperhatikan basic variable, yaitu sel (kotak) yang ada
isinya dan menggunakan rumus ui + vj = cij,
(2) Menentukan indeks perbaikan, yaitu dengan memperhatikan sel (kotak) yang
kosong dan dengan menggunakan rumus Indeks Perbaikan = cij – ui
– vj, (3) Isilah sel kosong yang mempunyai Indeks Perbaikan
negatif yang dimulai dari sel kosong dengan indeks perbaikan negatif terbesar,
(4) Ulangi langkah (1) s/d (3), jika Indeks Perbaikan telah positif semua
berarti solusi optimal telah tercapai dan tidak ada sel kosong yang harus
diisi.
Perhatikan tabel transportasi awal seperti
contoh sebelumnya, yaitu:
Lokasi Tujuan (Destination)
v1
= 20 v2 =
5 v3 =
14
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
||||||
PABRIK A
|
50
|
20
|
40
|
5
|
|
8
|
90
|
||
PABRIK B
|
|
15
|
60
|
20
|
|
10
|
60
|
||
PABRIK C
|
|
25
|
10
|
10
|
40
|
19
|
50
|
||
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
Untuk menentukan multiplier ui dan vj,
perhatikan sel yang ada isinya (basic var):
Sel 1 – 1: u1 + v1 = c11
→ 0 + v1 = 20 → v1 = 20
Sel 1 – 2: u1 + v2 = c12
→ 0 + v2 = 5 → v2 = 5
Sel 2 – 2: u2 + v2 = c22
→ u2 + 5 = 20 → u2 = 15
Sel 3 – 2: u3 + v2 = c32
→ u3 + 5 = 10 → u3 = 5
Sel 3 – 3: u3 + v3 = c33
→ 5 + v3 = 19 → v3 = 14
Untuk menentukan indeks perbaikan, perhatikan
sel-sel kosong dan diperoleh tabel sebagai berikut:
Sel Kosong
|
Indeks Perbaikan
|
Sel 1 – 3
|
8 – 0 – 14 = – 6
|
Sel 2 – 1
|
15 – 15 – 20 = – 20
|
Sel 2 – 3
|
10 – 15 – 14 = – 19
|
Sel 1 – 3
|
25 – 5 – 20 = 0
|
Isilah sel-sel kosong yang mempunyai indeks
perbaikan negatif yang dimulai dari sel dengan negatif terbesar. Isi sel
2 – 1 dan diperoleh tabel transportasi berikut:
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
|||
PABRIK A
|
|
20
|
90
|
5
|
|
8
|
90
|
PABRIK B
|
50
|
15
|
10
|
20
|
|
10
|
60
|
PABRIK C
|
|
25
|
10
|
10
|
40
|
19
|
50
|
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
Berikutnya isi sel 2 – 3 dan diperoleh tabel
berikut:
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
|||
PABRIK A
|
|
20
|
90
|
5
|
|
8
|
90
|
PABRIK B
|
50
|
15
|
|
20
|
10
|
10
|
60
|
PABRIK C
|
|
25
|
20
|
10
|
30
|
19
|
50
|
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
Berikutnya isi sel 1 – 3 dan diperoleh tabel
berikut, kemudian dihitung multiplier ui dan vj:
Lokasi Tujuan (Destination)
v1
= 13 v2 =
5 v3 =
8
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
TOTAL SUPPLY
|
||||||
PABRIK A
|
20
|
60
|
5
|
30
|
8
|
90
|
|||
PABRIK B
|
50
|
15
|
|
20
|
10
|
10
|
60
|
||
PABRIK C
|
|
25
|
50
|
10
|
|
19
|
50
|
||
TOTAL DEMAND
|
50
|
110
|
40
|
200
|
Menghitung multiplier ui dan vj:
Sel 1 – 2: u1 + v2 = c12
→ 0 + v2 = 5 → v2 = 5
Sel 1 – 3: u1 + v3 = c13
→ 0 + v3 = 8 → v3 = 8
Sel 2 – 3: u2 + v3 = c23
→ u2 + 8 = 10 → u2 = 2
Sel 2 – 1: u2 + v1 = c21
→ 2 + v1 = 15 → v1 = 13
Sel 3 – 2: u3 + v2 = c32
→ u3 + 5 = 10 → u3 = 5
Tabel Indeks Perbaikan:
Sel Kosong
|
Indeks Perbaikan
|
Sel 1 – 1
|
20 – 0 – 13 = 7
|
Sel 2 – 2
|
20 – 2 – 5 = 13
|
Sel 3 – 1
|
25 – 5 – 13 = 7
|
Sel 3 – 3
|
19 – 5 – 8 = 6
|
Dalam tabel tersebut tampak indeks perbaikan
untuk semua sel kosong sudah positif semua, ini berarti bahwa solusi optimal
telah tercapai. Jadi total biaya transportasi mínimum sesuai dengan tabel
transportasi di atas adalah :
TCmin = 60(5) + 30(8) + 50(15) +
10(10) + 50(10) = 1890
Catatan: Dalam metode MODI, jumlah
basic variable adalah m + n – 1 dengan m banyaknya baris dan n banyaknya kolom.
Jika basic variable < (m + n – 1), maka masalah transportasi menghadapi
masalah degeneracy. Untuk mengatasinya dilakukan dengan mengisikan angka
nol pada sel (kotak) tertentu.
Soal-Soal Latihan:
1. Tabel berikut menunjukkan biaya angkut per unit
barang X dari Pabrik A, B, dan C ke Gudang I, II, dan III.
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
|
Pabrik A
|
11
|
7
|
8
|
Pabrik B
|
9
|
12
|
6
|
Pabrik C
|
5
|
10
|
9
|
Diketahui kapasitas produksi Pabrik A = 100,
Pabrik B = 150, dan Pabrik C = 200, sedangkan jumlah permintaan setiap gudang
adalah Gudang I = 125, Gudang II = 100, dan Gudang III = 175. Tentukanlah
solusi optimal untuk masalah transportasi di atas dengan: (1) metode Stepping
Stone, (2) VAM, (3) Check jawaban nomor (1) dan (2) dengan MODI.
2. Tabel berikut menunjukkan biaya angkut per unit
barang Y dari Pabrik A, B, dan C ke Gudang I, II, dan III.
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
|
Pabrik A
|
10
|
3
|
7
|
Pabrik B
|
5
|
8
|
2
|
Pabrik C
|
12
|
11
|
4
|
Diketahui kapasitas produksi Pabrik A = 250,
Pabrik B = 250, dan Pabrik C = 200, sedangkan jumlah permintaan setiap gudang
adalah Gudang I = 200, Gudang II = 200, dan Gudang III = 250. Tentukanlah
solusi optimal untuk masalah transportasi di atas dengan: (1) metode Stepping
Stone, (2) VAM, (3) Check jawaban nomor (1) dan (2) dengan MODI.
3. Tabel berikut menunjukkan biaya angkut per unit
per km untuk barang Z dari Pabrik A, B, dan C ke Gudang I, II, III, IV, dan V.
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
Gudang IV
|
Gudang V
|
|
Pabrik A
|
5
|
8
|
6
|
6
|
3
|
Pabrik B
|
4
|
7
|
7
|
6
|
5
|
Pabrik C
|
8
|
4
|
6
|
6
|
4
|
Diketahui kapasitas produksi Pabrik A = 800,
Pabrik B = 600, dan Pabrik C = 1100, sedangkan jumlah permintaan setiap gudang
adalah Gudang I = 400, Gudang II = 400, Gudang III = 500, Gudang IV = 400, dan
Gudang V = 800. Tentukanlah solusi optimal untuk masalah transportasi di atas
dengan: (1) metode Stepping Stone, (2) VAM, (3) Check jawaban nomor (1) dan (2)
dengan MODI.
Jawaban Nomor 1:
(1) Dengan metode Stepping Stone
Tabel
Transportasi awal:
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
Gudang Dummy
|
TS
|
|||||
PABRIK A
|
100
|
11
|
|
7
|
|
8
|
0
|
100
|
||
PABRIK B
|
25
|
9
|
100
|
12
|
25
|
6
|
0
|
150
|
||
PABRIK C
|
|
5
|
|
10
|
150
|
9
|
50
|
0
|
200
|
|
TD
|
125
|
100
|
175
|
50
|
450
|
|||||
TCo = 100(11) + 25(9) + 100(12) +
25(6) + 150(9) + 50(0) = 4025
Tabel
Transportasi Perbaikan Pertama:
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
Gudang Dummy
|
TS
|
|||||
PABRIK A
|
11
|
100
|
7
|
|
8
|
0
|
100
|
|||
PABRIK B
|
125
|
9
|
|
12
|
25
|
6
|
0
|
150
|
||
PABRIK C
|
|
5
|
|
10
|
150
|
9
|
50
|
0
|
200
|
|
TD
|
125
|
100
|
175
|
50
|
450
|
|||||
TC1 = 100(7) + 125(9) + 25(6) +
150(9) + 50(0) = 3325
Tabel
Transportasi Perbaikan Kedua:
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
Gudang Dummy
|
TS
|
|||||
PABRIK A
|
11
|
100
|
7
|
|
8
|
0
|
100
|
|||
PABRIK B
|
9
|
|
12
|
150
|
6
|
0
|
150
|
|||
PABRIK C
|
125
|
5
|
|
10
|
25
|
9
|
50
|
0
|
200
|
|
TD
|
125
|
100
|
175
|
50
|
450
|
|||||
TC2 = 100(7) + 150(6) + 125(5) +
25(9) + 50(0) = 2450
(2) Dengan menggunakan VAM
GI
|
GII
|
GIII
|
GD
|
TS1
|
TS2
|
TS3
|
TS4
|
TS5
|
BB1
|
BB2
|
BB3
|
BB4
|
BB5
|
|
PA
|
11
|
7
|
8
|
0
|
100
|
50
|
50
|
50
|
0
|
7
|
1
|
1
|
1
|
-
|
PB
|
9
|
12
|
6
|
0
|
150
|
150
|
150
|
0
|
0
|
6
|
3
|
6
|
-
|
-
|
PC
|
5
|
10
|
9
|
0
|
200
|
200
|
75
|
75
|
75
|
5
|
4
|
3
|
1
|
1
|
TD1
|
125
|
100
|
175
|
50
|
450
|
|||||||||
TD2
|
125
|
100
|
175
|
0
|
400
|
|||||||||
TD3
|
0
|
100
|
175
|
0
|
275
|
|||||||||
TD4
|
0
|
100
|
25
|
0
|
125
|
|||||||||
TD5
|
0
|
50
|
25
|
0
|
75
|
|||||||||
BK1
|
4
|
3
|
2
|
0
|
||||||||||
BK2
|
4
|
3
|
2
|
-
|
||||||||||
BK3
|
-
|
3
|
2
|
-
|
||||||||||
BK4
|
-
|
3
|
1
|
-
|
Sel PA – GD diisi sebanyak
50, TS PA bersisa 50 dan TD GD habis, kolom GD
dihapus.
Sel PC – GI diisi sebanyak
125, TS PC bersisa 75 dan TD GI habis, kolom GI
dihapus.
Sel PB – GIII diisi
sebanyak 150, TD GIII bersisa 25 dan TS PB habis, baris PB
dihapus.
Sel PA – GII diisi
sebanyak 50, TD GII bersisa 50 dan TS PA habis, baris PA
dihapus.
Sel PC – GII diisi
sebanyak 50 dan sel PC – GIII diisi sebanyak 25
Tabel
Transportasi akhir berdasarkan VAM:
Lokasi Tujuan (Destination)
|
Gudang I
|
Gudang II
|
Gudang III
|
Gudang Dummy
|
TS
|
|||||
PABRIK A
|
11
|
50
|
7
|
|
8
|
50
|
0
|
100
|
||
PABRIK B
|
9
|
|
12
|
150
|
6
|
0
|
150
|
|||
PABRIK C
|
125
|
5
|
50
|
10
|
25
|
9
|
|
0
|
200
|
|
TD
|
125
|
100
|
175
|
50
|
450
|
|||||
TC = 50(7) + 50(0) + 150(6) + 125(5) + 50(10) +
25(9) = 2600
Tidak ada komentar:
Posting Komentar