A. Pengertian Tajwid
Secara lughat (bahasa) kata
"Tajwid" berarti "Tahsin" (memperbaiki).
sedangkan
menurut istilah adalah: "Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya,
serta memberi hak-haknya, seperti: jelas kuat, lemah dan sifat-sifat huruf,
seperti: tebal, tipis, al-jahr, isti'la, istifal dan
lain-lain.
a.
Haq huruf yaitu sifat asli
yang senantiasa ada pada setiap huruf atau seperti sifat Al-jahr, Isti’la, dan
lain sebagainya. Hak huruf meliputi sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar
huruf.
b.
Mustahaq huruf yaitu sifat
yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab terentu, seperti:
1)
Idhar
2)
Ikhfa
3)
Iqlab
4)
Idgham
5)
Qalqalah
6)
Gunnah
7)
Tarqik dan tafhim
8)
Mad, dan waqaf
Imam Ali
bin Tholib mengatakan bahwa Tajwid
adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya dan memberikan hak setiap
huruf (yaitu sifat yang melekat pada huruf tersebut seperti qolqolah, Hams,
dll) dan mustahaq huruf (yaitu sifat-sifat huruf yang terjadi karena sebab-sebab
tertentu, seperti izhar, idghom, dll.
Pengertian
lain dari ilmu
tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan
sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran.
Pengertian tahsin (تحسين) secara bahasa sama seperti pengertian tajwid yang berasal dari kata حَسَّنَ- يُحَسِّنُ- تَحْسِيْنًا yang berarti membaguskan atau memperbaiki.
Pengertian tahsin (تحسين) secara bahasa sama seperti pengertian tajwid yang berasal dari kata حَسَّنَ- يُحَسِّنُ- تَحْسِيْنًا yang berarti membaguskan atau memperbaiki.
Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam
ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul
huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf),
ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal
ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khatal-Utsmani.
Maka dapat dikatakan Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan mengeluarkan huruf dari makhrojnya serta memberi hak dan mustahaknya
Maka dapat dikatakan Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan mengeluarkan huruf dari makhrojnya serta memberi hak dan mustahaknya
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
”Sebaik-baik
kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya”(HR.Muslim).
B.
Tujuan dan Keutamaan
mempelajari Ilmu Tajwid
Tujuan mempelajari ilmu
Tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an
secara betul (fasih) sesuai
dengan yang diajarkan Rasulullah saw. serta dapat memelihara lisannya dari
kesalahan-kesalahan ketika membaca al-Qur'an. Juga agar dapat memelihara
bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari
kesalahan membaca.
Kesalahan dalam membaca Al-Quran dikategorikan dalam dua macam, yaitu:
1.
Al-Lakhnu al-Jaily
(Kesalahan besar/fatal)
Adalah kesalahan dalam membaca Al-Quran
yang dapat mengubah arti dan menyalahi huruf qurro. Melakukan kesalahan ini
hukumnya Haram. Yang termasuk diantaranya ialah:
a. Kesalahan makhraj huruf. biasanya terjadi
pada pengucapan huruf-huruf yang serupa seperti 'ain dan hamzah, tsa, ha, kho
dan ghain, ta dan sebagainya.
b. Salah membaca mad, seperti bacaan pendek
dibaca panjang atau sebaliknya.
c.
Salah membaca charokat. Seperti charokat di akhir kata sebagai yang menunujukkan
jabatan kata
2. Al-Lakhnu al-khofiy (kesalahan kecil)
Adalah
kesalahan dalam membaca
C.
Hukum Mempelajari Ilmu
Tajwid
Tentang hukum mempelajari ilmu tajwid
dapatlah kita ketahui dan kita pahami sebagai berikut:
"Mempelajari
ilmu tajwid (hukumna) fardhu Kifayah dan mengamalkannya fardhu 'ain bagi
setiap pembaca al-Qur'an (qari') dari umat Islam. Sebagaimana firman
Allah swt.:'Dan bacalah al-Qur'an secara tartil' Dan sabda Nabi Muhammad
saw.:'Bacalah al-Qur'an dengan lagu orang-orang
Arab dan janganlah kamu melagukan seperti
orang-orang fasik dan orang orang sombong, karena sesungguhnya akan datang
beberapa kaum (golongan) sesudah aku (nabi saw.) yang suka mengulang-ngulang
bacaan al-qur'an (seperti mengulang-ulang nyanyian dengan bunyi-bunyian musik)
sambil meratap-ratap, mereka membaca al-Qur'an tidak melalui tenggorokan dan
tidak memikirkan artinya, hati mereka berpaling dari tujuan membaca al-Qur'an
dan hati orang yang heran (mengagumi tingkah laku mereka)."
Juga sebagaimana yang dikatakan oleh asy-Syaik
Ibnul Jazariy di dalam syairnya:
"Adapun
menggunakan tajwid adalah wajib hukumnya bagi setiap pembaca al-Qur'an,
maka barang siapa yang membaca al-Qur'an tanpa tajwid adalah berdosa, karena
bahwasanya Allah menurunkan al-Qur'an dengan tajwid. Demikianlah yang sampai
kepada kita adalah dari Allah (dengan secara murawttir)."
Adapun
keutamaan mempelajari ilmu tajwid dapatlah dijelaskan sebagai berikut:
"Sesungguhnya (ilmu Tajwid) adalah ilmu yang paling utama dan paling
mulia, berkaitan dengan kitab yang paling mulia dan paling agung (Al-Qur'an)."
D. Dalil
dan Dasar Penyusunan Ilmu Tajwid
1.
Al-Qur'an, surah Al-Muzammil ayat 4:
وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Artinya: Dan
bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
2. Sabda Rasulullah saw.
2. Sabda Rasulullah saw.
جَوِّدُ
الْقُرْآنَ فَإِنَّ التَّجْوِيْدَ حِلْيَةُ الْقِرَاءَةِ
"Baguskanlah
bacaan al-Qur'an, maka sesungguhnya membaguskan bacaan al-Qur'an itu
hiasan qira'at (bacaan)." [HR. Turmudzi].
3.
Dalam Sunan An-Nasa’i dan Ad-Darimi serta Al-Mustadrak Al-Hakim dari Barra’
r.a. berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
حَسِّنُوْا
الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ
حُسْنًا
“Baguskanlah
Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang bagus menambah al-quran yang indah”
E.
Kaidah-Kaidah Ilmu Tajwid
Hukum-hukum dalam tajwid beserta komponen
ilmu tajwid yang harus dikenal dipelajari, dipahami serta diamalkan dalam
membaca Al-Quran, antara lain:
1.
Hukum Ta’awuz dan basmalah
isti’azah atau taawuz adalah melafazkan atau membunyikannya : “A’uzubillahi
minasy syaitaanir rajiim” (ﺍﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ) cara melafazkan
basmalah adalah bunyinya: “Bismillahir rahmaanir rahiim” (ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ
ﺍﻟﺮﺤﻴﻢ).
Terdapat 4 cara membaca iati’azah, basmalah
dan surat :
a.
memutuskan isti’azah
(berhenti) kemudian baru membaca basmalah,
b. menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti,
c. membaca isti’azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti,
d. membaca isti’azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti.
Terdapat 4 cara membaca basmalah di antara dua surat. Membaca basmalah adalah tanda awal dimulai suatu bacaan dalam surat Al-Quran. Guna dari membaca basmalah suatu keharusan dengan tujuan:
b. menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti,
c. membaca isti’azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti,
d. membaca isti’azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti.
Terdapat 4 cara membaca basmalah di antara dua surat. Membaca basmalah adalah tanda awal dimulai suatu bacaan dalam surat Al-Quran. Guna dari membaca basmalah suatu keharusan dengan tujuan:
a.
Basmalah sebagai pemisah
dengan surat Al-Quran yang lain
b. Sebagai penghubung dengan awal surat Al-Quran
c. Sebagai penghubung dari kesemua surat Al-Quran
d. Menghubungkan akhir surat dengan basamalah, lalu berhenti.
b. Sebagai penghubung dengan awal surat Al-Quran
c. Sebagai penghubung dari kesemua surat Al-Quran
d. Menghubungkan akhir surat dengan basamalah, lalu berhenti.
Namun
basmalah tidak selalu menjadi surat awal yang harus terus dibaca untuk
melanjutkan surat berikutnya. Walau bagaimana pun, tidak harus membaca demikian
karena dikhawatirkan ada yang mengganggap basmalah merupakan salah satu ayat
dari pada surat yang sebelumnya.
Dalam ilmu tajwid juga
dikenal ada 9 hukum bacaan yang isinya menjelaskan bagian-bagian tanda baca dan
cara melafazkannya atau pengucapannya.
BAB I
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
A.
Macam-macam
hukum nun mati dan tanwin
1.
Idzhar
Idzhar adalah nun mati atau
tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf idzhar.
Huruf idzhar ada 6:
2.
Idgham Bigunnah
Adalah hukum dimana nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf
idgham, yaitu: ن, م, ي, و
3.
Idgham Bilaghunnah
Adalah
hokum dimana nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham, yaitu
: ر, ل.
4.
Iqlab
Iqlab adalah apabila nun mati atau tanwin
bertemu dengan huruf ب.
5.
Ikhfa’
Adaalah nun mati atau tanwin yang bertemu
dengan salah satu huruf ikhfa.
Huruf
ikhfa ada 15, yaitu:
ص, ذ, ث, ك, ء, ش, ق, س, د, ط, ظ, ض, ت, ف, ز
BAB II
HUKUM MIM MATI
A. Hukum mim mati (مْ)
Selain
hukum nun mati dan tanwin adapula hukum lainnya dalam mempelajari dan membaca
Al-Quran yakni Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dengan
huruf mim mati (مْ) yang bertemu dengan huruf-huruf arab tertentu
B. Macam-macam hokum mim mati
1.
Ikhfa Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila
mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan
samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan.
Contoh: (فَاحْكُم
بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)
2. Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila mim mati (مْ)
bertemu dengan mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim
rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga
idgham mislain atau mutamasilain.
Contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)
Contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)
3. Izhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ)
bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب),
maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)
Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)
BAB III
HUKUM MIM DAN NUN TASYDID
A. Pengertian hukum mim dan nun bertasydid
Hukum
mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajib al-ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang
bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang
bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan.
Hukum ini berlaku bagi
setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Contoh: ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ
ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ
BAB IV
HUKUM ALIF LAM MA’RIFAH
A. pengertian alif lam
ma’rifah
Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal atau awal dari kata yang bermakna nama atau isim. Terdapat dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.
Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal atau awal dari kata yang bermakna nama atau isim. Terdapat dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.
B. Macam-macam alif lam
ma’rifah
1.
Alif lam qamariyah
Alif
lam qamariysh ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiyah seperti :
(ء),
(ب), (ج), (ح) ,(خ), (ع) , (غ), (ف ), (ق), (ك) , (م), (و), (ﮬ) (ي).
Hukum alif lam qamariah
diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka
dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa
meleburkan bacaannya.
2.
Alif lam syamsiah
Alif
lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti:
ta’ (ت), tha’ (ث), dal (د),
dzal (ذ), ra’ (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho
(ظ), lam (ل) dan nun (ن).
Nama
asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah
matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini
tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.
BAB V
HUKUM IDGHAM
A. Pengertian idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ)
adalah
berpadu atau bercampurnya antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam
huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara
meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya.
B. Macam-macam idgham
1.
Idgham mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ
ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ – yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan
makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah
wajib diidghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
2.
Idgham mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ
– yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama,
seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal. Contoh:
ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
3.
Idgham mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ
ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ – yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya
tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha.
Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏﱢ
BAB VI
HUKUM MAD
A. Pengertian mad
Mad
yang artinya yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi
istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna
memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad.
Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i.
B. Macam-macam mad
1.
Mad asli (madthabi’i)
Terdapat
tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris
mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan
harakat. Alif mati setelah baris fathah, wau mati setelah baris dhomah, ya mati
setelah baris kasrah.
2.
Mad far’i
a.
Mad wajib muttasil
Adalah mad yang bertemu
hamzah pada satu kalimat. Panjangnnya 5 harokat.
b.
Mad zaiz munpasil
Adalah Mad bertemu hamzah
pada kalimat berikutnya.yaitu mad disatu kalimat dan hamzah dikalimat yang
lain.
c.
Mad arid lisukun
Mad yang diiringi atau
menghadapi satu huruf hidup dalam satu kalimat.
d.
Mad badal
Mad yang terjadi pada
hamzah dengan memakai tanda baris tegak.
e.
Mad iwadh
Mad ini terjadi bila ujung
kalimat yang berbaris fathah dua dihentikan.panjangnya 2 harkat.
f.
Mad lazim musaqol qalimi
Yaitu
mad yang diiringi oleh huruf yang bertasyid. Panjangnya 6 harkat.
g.
Mad lazim muhopap kalimi
Yaitu mad badal diiringi
oleh huruf yang mati. Panjangnya 6 harkat.
h.
Mad lazim musaqol musbaq
Yaitu huruf-huruf yang
terdapat pada permulaan surat quran. Hurufnya ada 8, yaitu: nun, kop, shad.
A’in, sya, lam, kap, mim.
i.
Mad lazim muhopap harpi
Yaitu huruf-huruf yang
terdapat pada permulaan surat quran. Hurufnya ada 5, yaitu: ha, ya, tho, Ha,
ra.
j.
Madliin
Yaitu wau atau ya mati
sesudah huruf berbaris fathah dan diiringi huruf yang hidup.
k.
Mad sillah
a.
Mad sillah qashirah
b.
Mad sillah thawillah
Adalah mad sillah pendek
yang diiringi oleh hamzah.
l.
Mad farqu
Adalah mad badal yang
diiringi oleh huruf yang bertasyid
m.
Mad tamkin
Adalah mad yang terdiri
dari dua huruf yang bertemu dalam satu kalimat, sedangkan yang pertama berbaris
kasrah dan bertasyid sedangkan yang kedua mati.
BAB VII
HUKUM RA
A. Pengertian Hokum ra
Hukum
ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ dalam bacaan. Terdapat tiga
cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.
B. Macam-macam hokum ra
1.
Bacaan ra’ harus dikasarkan
apabila:
a.
Setiap ra’ vang berharakat atas
atau fathah.
Contoh:
ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
b.
Setiap ra’ yang berbaris
mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
c.
Ra’ berbaris mati yang
huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
d.
Ra’ berbaris mati dan
sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi berjumpa
dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
2. Bacaan ra’ yang ditipiskan adalah apabila:
a.
Setiap ra’ yang berbaris bawah
atau kasrah
Contoh:
ﺭِﺟَﺎﻝٌ
b.
Setiap ra’ mati yang sebelumnya
juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
3.
Bacaan ra’ yang harus
dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati yang
huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf
isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ
Contoh: ﻓِﺮْﻕ
Isti’la’ (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).
BAB VIII
HUKUM QALQALAH
A.
Pengertian
Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ)
Qalqalah adalah bacaan pada
huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf
qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د).
B.
Macam-macam
qalqalah
a.
Qalqalah sugro (Qalqalah
kecil)
yaitu
apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya
adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
b.
Qalqalah kubro (Qalqalah
besar)
yaitu apabila salah satu daripada huruf
qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah
dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan
diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar