Recent Posts

15 Mei 2016

TAJWID




A.  Pengertian Tajwid
Secara lughat (bahasa) kata "Tajwid" berarti "Tahsin" (memperbaiki).
sedangkan menurut istilah adalah: "Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya, serta memberi hak-haknya, seperti: jelas kuat, lemah dan sifat-sifat huruf, seperti: tebal, tipis,  al-jahr, isti'la, istifal dan lain-lain. 
a.       Haq huruf yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap huruf atau seperti sifat Al-jahr, Isti’la, dan lain sebagainya. Hak huruf meliputi sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar huruf.
b.      Mustahaq huruf yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab terentu, seperti:
1)      Idhar
2)      Ikhfa
3)      Iqlab
4)      Idgham
5)      Qalqalah
6)      Gunnah
7)      Tarqik dan tafhim
8)      Mad, dan waqaf
             Imam Ali bin Tholib mengatakan bahwa Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya dan memberikan hak setiap huruf (yaitu sifat yang melekat pada huruf tersebut seperti qolqolah, Hams, dll) dan mustahaq huruf (yaitu sifat-sifat huruf yang terjadi karena sebab-sebab tertentu, seperti izhar, idghom, dll.
Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran.
Pengertian tahsin (
تحسين) secara bahasa sama seperti pengertian tajwid yang berasal dari kata حَسَّنَ- يُحَسِّنُ- تَحْسِيْنًا yang berarti membaguskan atau memperbaiki.
Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khatal-Utsmani.
Maka dapat dikatakan Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan mengeluarkan huruf dari makhrojnya serta memberi hak dan mustahaknya
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
”Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya”(HR.Muslim).
B.     Tujuan dan Keutamaan mempelajari Ilmu Tajwid
Tujuan mempelajari ilmu Tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara betul (fasih) sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw. serta dapat memelihara lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca al-Qur'an. Juga agar dapat memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan membaca.

Kesalahan dalam membaca Al-Quran dikategorikan dalam dua macam, yaitu: 
1.      Al-Lakhnu al-Jaily (Kesalahan besar/fatal)
    Adalah kesalahan dalam membaca Al-Quran yang dapat mengubah arti dan menyalahi huruf qurro. Melakukan kesalahan ini hukumnya Haram. Yang termasuk diantaranya ialah:
 a. Kesalahan makhraj huruf. biasanya terjadi pada pengucapan huruf-huruf yang serupa seperti 'ain dan hamzah, tsa, ha, kho dan ghain, ta dan sebagainya.
b.   Salah membaca mad, seperti bacaan pendek dibaca panjang atau sebaliknya. 
c. Salah membaca charokat. Seperti charokat di akhir kata sebagai yang menunujukkan jabatan kata 
2.  Al-Lakhnu al-khofiy (kesalahan kecil)
Adalah kesalahan dalam membaca
C.    Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Tentang hukum mempelajari ilmu tajwid dapatlah kita ketahui dan kita pahami  sebagai berikut: 
"Mempelajari ilmu tajwid (hukumna) fardhu Kifayah dan mengamalkannya fardhu 'ain bagi setiap pembaca al-Qur'an (qari') dari umat Islam. Sebagaimana firman Allah swt.:'Dan bacalah al-Qur'an secara tartil' Dan sabda Nabi Muhammad saw.:'Bacalah al-Qur'an dengan lagu orang-orang Arab dan janganlah kamu melagukan seperti orang-orang fasik dan orang orang sombong, karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum (golongan) sesudah aku (nabi saw.) yang suka mengulang-ngulang bacaan al-qur'an (seperti mengulang-ulang nyanyian dengan bunyi-bunyian musik) sambil meratap-ratap, mereka membaca al-Qur'an tidak melalui tenggorokan dan tidak memikirkan artinya, hati mereka berpaling dari tujuan membaca al-Qur'an dan hati orang yang heran (mengagumi tingkah laku mereka)."
Juga sebagaimana yang dikatakan oleh asy-Syaik Ibnul Jazariy di dalam syairnya: 
"Adapun menggunakan tajwid adalah wajib hukumnya bagi setiap pembaca al-Qur'an, maka barang siapa yang membaca al-Qur'an tanpa tajwid adalah berdosa, karena bahwasanya Allah menurunkan al-Qur'an dengan tajwid. Demikianlah yang sampai kepada kita adalah dari Allah (dengan secara murawttir)."
Adapun keutamaan mempelajari ilmu tajwid dapatlah dijelaskan sebagai berikut: "Sesungguhnya (ilmu Tajwid) adalah ilmu yang paling utama dan paling mulia, berkaitan dengan kitab yang paling mulia dan paling agung (Al-Qur'an)."
D. Dalil dan Dasar Penyusunan Ilmu Tajwid
1. Al-Qur'an, surah Al-Muzammil ayat 4:
    وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً 
Artinya: Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
2. Sabda Rasulullah saw.
جَوِّدُ الْقُرْآنَ فَإِنَّ التَّجْوِيْدَ حِلْيَةُ الْقِرَاءَةِ  
"Baguskanlah bacaan al-Qur'an, maka sesungguhnya membaguskan bacaan al-Qur'an itu hiasan qira'at (bacaan)." [HR. Turmudzi].
3. Dalam Sunan An-Nasa’i dan Ad-Darimi serta Al-Mustadrak Al-Hakim dari Barra’ r.a. berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
حَسِّنُوْا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حُسْنًا 
“Baguskanlah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang bagus menambah al-quran yang indah”
E.     Kaidah-Kaidah Ilmu Tajwid
Hukum-hukum dalam tajwid beserta komponen ilmu tajwid yang harus dikenal dipelajari, dipahami serta diamalkan dalam membaca Al-Quran, antara lain:
1.      Hukum Ta’awuz dan basmalah isti’azah atau taawuz adalah melafazkan atau membunyikannya : “A’uzubillahi minasy syaitaanir rajiim” (ﺍﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ) cara melafazkan basmalah adalah bunyinya: “Bismillahir rahmaanir rahiim” (ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻢ).
Terdapat 4 cara membaca iati’azah, basmalah dan surat :
a.          memutuskan isti’azah (berhenti) kemudian baru membaca basmalah,
b.     menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti,
c.     membaca isti’azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti,
d.    membaca isti’azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti.
      Terdapat 4 cara membaca basmalah di antara dua surat. Membaca basmalah adalah tanda awal dimulai suatu bacaan dalam surat Al-Quran. Guna dari membaca basmalah suatu keharusan dengan tujuan:
a.          Basmalah sebagai pemisah dengan surat Al-Quran yang lain
b.     Sebagai penghubung dengan awal surat Al-Quran
c.     Sebagai penghubung dari kesemua surat Al-Quran
d.    Menghubungkan akhir surat dengan basamalah, lalu berhenti.
Namun basmalah tidak selalu menjadi surat awal yang harus terus dibaca untuk melanjutkan surat berikutnya. Walau bagaimana pun, tidak harus membaca demikian karena dikhawatirkan ada yang mengganggap basmalah merupakan salah satu ayat dari pada surat yang sebelumnya.
Dalam ilmu tajwid juga dikenal ada 9 hukum bacaan yang isinya menjelaskan bagian-bagian tanda baca dan cara melafazkannya atau pengucapannya.





BAB I
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
A.             Macam-macam hukum nun mati dan tanwin
1.      Idzhar
Idzhar adalah nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf idzhar.
Huruf idzhar ada 6:
2.      Idgham Bigunnah
Adalah hukum dimana nun mati  atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham, yaitu: ن, م, ي, و
3.      Idgham Bilaghunnah
Adalah hokum dimana nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham, yaitu : ر, ل.
4.      Iqlab
Iqlab adalah apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf  ب.
5.      Ikhfa’
Adaalah nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf ikhfa.
                        Huruf ikhfa ada 15, yaitu:
                        ص, ذ, ث, ك, ء, ش, ق, س, د, ط, ظ, ض, ت, ف, ز






BAB II
HUKUM MIM MATI
A.    Hukum mim mati (مْ)
Selain hukum nun mati dan tanwin adapula hukum lainnya dalam mempelajari dan membaca Al-Quran yakni Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dengan huruf mim mati (مْ) yang bertemu dengan huruf-huruf arab tertentu
B.     Macam-macam hokum mim mati
1.      Ikhfa Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan.
Contoh: (فَاحْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)

2. Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.
Contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)

3. Izhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)

BAB III
HUKUM MIM DAN NUN TASYDID

A. Pengertian hukum mim dan nun bertasydid
Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajib al-ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan.
Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid  (ﻡّ dan نّ).
Contoh: ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ


BAB IV
HUKUM ALIF LAM MA’RIFAH
A.    pengertian alif lam ma’rifah
         Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal atau awal dari kata yang bermakna nama atau isim. Terdapat dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.
B.     Macam-macam alif lam ma’rifah
1.      Alif lam qamariyah
Alif lam qamariysh ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiyah seperti :
(ء), (ب), (ج), (ح) ,(خ),  (ع) , (غ),  (ف ), (ق),  (ك) , (م),  (و),  (ﮬ)  (ي).
Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.
2.      Alif lam syamsiah
Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti:
ta’ (ت), tha’ (ث), dal (د), dzal (ذ), ra’ (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن).
Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.



BAB V
HUKUM IDGHAM
A.     Pengertian idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ)
adalah berpadu atau bercampurnya antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya.
B.     Macam-macam idgham
1.      Idgham mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ – yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
2.      Idgham mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ – yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal. Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
3.      Idgham mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ – yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha. Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏﱢ
  
 
BAB VI
HUKUM MAD
A.    Pengertian mad
Mad yang artinya yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i.
B.     Macam-macam mad
1.      Mad asli (madthabi’i)
Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat. Alif mati setelah baris fathah, wau mati setelah baris dhomah, ya mati setelah baris kasrah.
2.      Mad far’i
a.       Mad wajib muttasil
Adalah mad yang bertemu hamzah pada satu kalimat. Panjangnnya 5 harokat.
b.      Mad zaiz munpasil
Adalah Mad bertemu hamzah pada kalimat berikutnya.yaitu mad disatu kalimat dan hamzah dikalimat yang lain.
c.       Mad arid lisukun
Mad yang diiringi atau menghadapi satu huruf hidup dalam satu kalimat.
d.      Mad badal
Mad yang terjadi pada hamzah dengan memakai tanda baris tegak.
e.       Mad iwadh
Mad ini terjadi bila ujung kalimat yang berbaris fathah dua dihentikan.panjangnya 2 harkat.
f.       Mad lazim musaqol qalimi
Yaitu mad yang diiringi oleh huruf yang bertasyid. Panjangnya 6 harkat.
g.      Mad lazim muhopap kalimi
Yaitu mad badal diiringi oleh huruf yang mati. Panjangnya 6 harkat.
h.      Mad lazim musaqol musbaq
Yaitu huruf-huruf yang terdapat pada permulaan surat quran. Hurufnya ada 8, yaitu: nun, kop, shad. A’in, sya, lam, kap, mim.
i.        Mad lazim muhopap harpi
Yaitu huruf-huruf yang terdapat pada permulaan surat quran. Hurufnya ada 5, yaitu: ha, ya, tho, Ha, ra.
j.        Madliin
Yaitu wau atau ya mati sesudah huruf berbaris fathah dan diiringi huruf yang hidup.
k.      Mad sillah
a.       Mad sillah qashirah
b.      Mad sillah thawillah
Adalah mad sillah pendek yang diiringi oleh hamzah.
l.        Mad farqu
Adalah mad badal yang diiringi oleh huruf yang bertasyid
m.    Mad tamkin
Adalah mad yang terdiri dari dua huruf yang bertemu dalam satu kalimat, sedangkan yang pertama berbaris kasrah dan bertasyid sedangkan yang kedua mati.



BAB VII
HUKUM RA
A.    Pengertian Hokum ra
Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ dalam bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.
B.     Macam-macam hokum ra
1.       Bacaan ra’ harus dikasarkan apabila:
a.       Setiap ra’ vang berharakat atas atau fathah.
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
b.      Setiap ra’ yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
c.       Ra’ berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
d.      Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ

2. Bacaan ra’ yang ditipiskan adalah apabila:
a.       Setiap ra’ yang berbaris bawah atau kasrah
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
b.      Setiap ra’ mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ

3.      Bacaan ra’ yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ

Isti’la’ (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).







BAB VIII
HUKUM QALQALAH
A.          Pengertian Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ)
               Qalqalah adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د).
B.           Macam-macam qalqalah
a.       Qalqalah sugro (Qalqalah kecil)
yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
b.   Qalqalah kubro (Qalqalah besar)
 yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ

Tidak ada komentar: